Jika ada yang terkena hipertensi dan ingin mengontrol tekanan darahnya dengan menggunakan bahan makanan alami nampaknya sekarang sudah bisa menikmati hal itu. Karena kini sudah ditemukan bahan pangan alami yang berkhasiat untuk menurunkan hipertensi atau tekanan darah tinggi, dan hal ini sudah teruji pada banyak pasien selama lebih dari 30 tahun belakangan ini. Nama bahan pangan tersebut adalah bekatul. Bekatul adalah bahan pangan alami yang melimpah di Indonesia dan sanggup berfungsi sebagai obat alami penurun hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Bekatul adalah bahan makanan alami yang mengandung protein, mineral, lemak [asam lemak esensial], Vitamin Complex [Tocopherols, Tocotrienols, Gamma-Oryzanol], Co-enzyme Q10, Omega 3 Fatty Acids, Omega 6 Fatty Acids & Oteic Acid, Dietery Fibres [serat pencernaan], vitamin B Complex [B1, B2, B3, B5, B6 dan B15/Vital antioksidan], Phytosterosis, Polyphenois, Phospholipids, Beta-sitosterol,serta nutrisi penting lain yang memiliki khasiat luar biasa sebagai penangkal penyakit-penyakit degeneratif.
Selama kurang lebih 30 tahun pengalaman dr. Liem dalam menangani penyakit pasien-pasien beliau bekatul memang terbukti efektif dalam mengontrol tekanan darah agar tetap stabil. Dibawah ini adalah pengalaman beliau dalam penelitiannya menguji pengaruh bekatul pada tekanan darah.
Semula saya (dr. Liem) mencoba sendiri manfaat dan khasiat bekatul sebagai makanan tambahan selama satu bulan dengan dosis 30 gram atau 2 sendok makan penuh setiap hari. Manfaat yang saya rasakan, buang air besar (BAB) jadi lancar, yang tadinya BAB 2 hari sekali menjadi sehari 1 s/d 2 kali. Stamina menjadi lebih fit, dan tubuh tidak mudah lelah saat berolahraga.
Di tahun 1976 kala itu saya masih aktif sebagai dokter militer di Sekolah Calon Perwira (Secapa). Dengan seizin komandan Secapa, saya diperbolehkan memberikan makanan tambahan (bekatul) itu kepada para siswa. Hasilnya, mereka lebih sehat saat proses seleksi.
Jumlah siswa Secapa waktu itu kurang lebih ada 200 orang. Namun saya hanya memberi makanan tambahan dengan dosis 30 gram, kepada 1 pleton siswa (30 orang) saja untuk kepentingan penelitian. Kondisi fisik ke-30 siswa itu mendapat pengawasan oleh dr. Kuswaji dibantu oleh stafnya, dr. Alfred Tan dan dr. Darsono, dari bagian biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.
Sebelum diberi bekatul sebagai makanan tambahan, tekanan darah sistolis mereka ada di kisaran 100-170 mmHg, dengan angka rata-rata 100-130 (sistolis). Setelah jalan selama tiga bulan, lebih dari 50 persen siswa menunjukkan penurunan sampai 20 mmHg (sistolis dan diastolis).
Kemudian ada sekitar 25 persen di antaranya turun sampai 90/60, tetapi tidak ada yang mengeluh pusing, malahan mereka merasa lebih fit. Melihat hasil tersebut, pemberian bekatul sebagai makanan tambahan dilanjutkan sampai 8 bulan. Hasilnya, tekanan darah sistolis tertinggi adalah 125.
Dr. Muchsin Doewes dari Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Solo, pada 1979, meminta bekatul dari saya untuk diujicobakan pada tikus. Judul percobannya The Preventive Action of Rice Bran in Experimental Fatty Infiltration of the Liver, dengan hasil yang sangat mendukung konsumsi bekatul untuk kesehatan hati. Beliau menyatakan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa bekatul lebih baik dari vitamin B15 sintetis. Hal ini mungkin disebabkan masih ada zat-zat lain dalam bekatul yang menghasilkan efek lebih baik dalam percobaannya. Disamping itu vitamin B15 alami yang terdapat pada bekatul lebih optimal diserap oleh tubuh dibanding vitamin B15 sintetis. Vitamin B15 alami tersebut dapat diperoleh pada bekatul dr Liem yang sudah diolah dan dikemas baik.
Dengan begitu bekatul sudah teruji untuk turunkan hipertensi. Bagi mereka yang memiliki keluhan tekanan darah tinggi dapat menggunakan bahan pangan alami yang terkandung di bekatul dr Liem untuk mengontrol tekanan darahnya. Menjaga tekanan darah tetap dalam level normal baik untuk mencegah agar penyakit-penyakit berat tidak menyerang.
Referensi : Buku Bekatul Makanan Yang Menyehatkan. Karangan : dr. Liem & Dra. Zalni Yetti Razali, MPd
Bekatul adalah bahan makanan alami yang mengandung protein, mineral, lemak [asam lemak esensial], Vitamin Complex [Tocopherols, Tocotrienols, Gamma-Oryzanol], Co-enzyme Q10, Omega 3 Fatty Acids, Omega 6 Fatty Acids & Oteic Acid, Dietery Fibres [serat pencernaan], vitamin B Complex [B1, B2, B3, B5, B6 dan B15/Vital antioksidan], Phytosterosis, Polyphenois, Phospholipids, Beta-sitosterol,serta nutrisi penting lain yang memiliki khasiat luar biasa sebagai penangkal penyakit-penyakit degeneratif.
Selama kurang lebih 30 tahun pengalaman dr. Liem dalam menangani penyakit pasien-pasien beliau bekatul memang terbukti efektif dalam mengontrol tekanan darah agar tetap stabil. Dibawah ini adalah pengalaman beliau dalam penelitiannya menguji pengaruh bekatul pada tekanan darah.
Semula saya (dr. Liem) mencoba sendiri manfaat dan khasiat bekatul sebagai makanan tambahan selama satu bulan dengan dosis 30 gram atau 2 sendok makan penuh setiap hari. Manfaat yang saya rasakan, buang air besar (BAB) jadi lancar, yang tadinya BAB 2 hari sekali menjadi sehari 1 s/d 2 kali. Stamina menjadi lebih fit, dan tubuh tidak mudah lelah saat berolahraga.
Di tahun 1976 kala itu saya masih aktif sebagai dokter militer di Sekolah Calon Perwira (Secapa). Dengan seizin komandan Secapa, saya diperbolehkan memberikan makanan tambahan (bekatul) itu kepada para siswa. Hasilnya, mereka lebih sehat saat proses seleksi.
Jumlah siswa Secapa waktu itu kurang lebih ada 200 orang. Namun saya hanya memberi makanan tambahan dengan dosis 30 gram, kepada 1 pleton siswa (30 orang) saja untuk kepentingan penelitian. Kondisi fisik ke-30 siswa itu mendapat pengawasan oleh dr. Kuswaji dibantu oleh stafnya, dr. Alfred Tan dan dr. Darsono, dari bagian biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.
Sebelum diberi bekatul sebagai makanan tambahan, tekanan darah sistolis mereka ada di kisaran 100-170 mmHg, dengan angka rata-rata 100-130 (sistolis). Setelah jalan selama tiga bulan, lebih dari 50 persen siswa menunjukkan penurunan sampai 20 mmHg (sistolis dan diastolis).
Kemudian ada sekitar 25 persen di antaranya turun sampai 90/60, tetapi tidak ada yang mengeluh pusing, malahan mereka merasa lebih fit. Melihat hasil tersebut, pemberian bekatul sebagai makanan tambahan dilanjutkan sampai 8 bulan. Hasilnya, tekanan darah sistolis tertinggi adalah 125.
Dr. Muchsin Doewes dari Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Solo, pada 1979, meminta bekatul dari saya untuk diujicobakan pada tikus. Judul percobannya The Preventive Action of Rice Bran in Experimental Fatty Infiltration of the Liver, dengan hasil yang sangat mendukung konsumsi bekatul untuk kesehatan hati. Beliau menyatakan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa bekatul lebih baik dari vitamin B15 sintetis. Hal ini mungkin disebabkan masih ada zat-zat lain dalam bekatul yang menghasilkan efek lebih baik dalam percobaannya. Disamping itu vitamin B15 alami yang terdapat pada bekatul lebih optimal diserap oleh tubuh dibanding vitamin B15 sintetis. Vitamin B15 alami tersebut dapat diperoleh pada bekatul dr Liem yang sudah diolah dan dikemas baik.
Dengan begitu bekatul sudah teruji untuk turunkan hipertensi. Bagi mereka yang memiliki keluhan tekanan darah tinggi dapat menggunakan bahan pangan alami yang terkandung di bekatul dr Liem untuk mengontrol tekanan darahnya. Menjaga tekanan darah tetap dalam level normal baik untuk mencegah agar penyakit-penyakit berat tidak menyerang.
Referensi : Buku Bekatul Makanan Yang Menyehatkan. Karangan : dr. Liem & Dra. Zalni Yetti Razali, MPd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar