Ketika mendengar bekatul, banyak orang yang mengenalnya sebagai limbah beras putih yang berbau tengik, apek, dan sedikit asam. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar karena sebenarnya kulit ari beras itu justru memiliki karakteristik cita rasa yang lembut dan terasa sedikit manis. Bau tidak sedap itu muncul apabila bekatul mulai mengalami kerusakan.
Mungkin ada yang menyamakan bekatul dengan dedak. Selama ini dedak digunakan sebagai pakan ternak, oleh karenanya ada yang ragu dengan manfaat dan khasiat bekatul yang selama ini digunakan sebagai pakan ternak memiliki gizi tinggi dan dapat berkhasiat sebagai obat? Ternyata ada sedikit salah kaprah dalam mengenali bekatul, dan salah kaprah ini telah diluruskan oleh Prof. Dr. Bambang Wirjatmadi, MS, MCN, PhD, SpGK (Nutritionist).
Beliau mengatakan bekatul bukanlah dedak yang dijadikan pakan ternak unggas. Bekatul dan dedak memang sama-sama bagian dari tanaman padi namun ada perbedaannya. Dedak merupakan hasil penggilingan padi yang pertama, warnanya kekuningan dan teksturnya agak kasar, Sedangkan bekatul adalah hasil penyosohan yang kedua, warnanya putih kekuningan atau agak kecoklatan dan memiliki tekstur yang lebih halus. Dedak terdiri atas lapisan sebelah luar butiran beras (perikarp dan tegmen), sedangkan bekatul merupakan lapisan sebelah dalam butiran beras (lapisan aleuron/kulit ari) dan sebagian kecil endosperma berpati.
"Jangan ragu mengkonsumsi bekatul, sebab bekatul ini bukan dedak yang dimakan unggas, walau bekatul dan dedak memang sama-sama bagian dari padi," demikian ditegaskan oleh Prof. dr. Bambang Wirjatmadi, MS, MCN, PhD, SpGK (Nutritionist) kepada Tabloid CANTIQ, Edisi 148 - 1 Juni 2010.
"Zaman dulu beras itu warnanya tidak terlalu putih, itu karena karena penyosohannya kurang bersih. Tapi justru beras yang seperti itu kandungan nutrisinya sangat tinggi, sebaliknya apabila penampakan beras semakin putih dan bersih maka kadungan gizinya juga semakin sedikit, atau dengan kata lain beras putih sekarang yang putih dan bersih itu miskin akan gizi" jelas beliau. Bekatul mulai dimanfaatkan sebagai bahan makanan fungsional dan juga obat alami untuk mengatasi berbagai penyakit sejak diteliti oleh dr Liem. Kampanye mengkonsumsi bekatul ini semakin gencar disebarkan sejak ditemukannya kandungan vitamin B15 di dalamnya dan sejak dr. Liem banyak menyembuhkan pasiennya dengan perantaraan mengkonsumsi bekatul selama lebih dari 20 tahun. Saat ini proses pemisahan antara bekatul dan dedak mulai banyak dilakukan untuk mendapatkan manfaat yang luar biasa dari bekatul.
Sebenarnya apa sajakah kandungan nutrisi dalam bekatul itu?
Bekatul beras putih mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Nutrisi-nutrisi tersebut antara lain : protein, mineral, asam lemak esensial, Phytosterols, Polyphenols, Phospholipids, Beta-Sitosterol, Co-Enzyme Q10, Omega 3 Fatty Acids, Omega 6 Fatty Acids dan Oleic Acids, dietery fibres (serat pencernaan), Vitamin E Complex (Tocopherols, Tocotrienols, Gamma-Oryzanol), Vitamin B Complex (B1, B2, B3, B5, B6 dan Vitamin B15/Pangamic Acids/Vital Antioksidan). Kandungan nutrisi inilah yang membuat bekatul menjadi berkhasiat dan bermanfaat.
Di Indonesia, pionir dalam penelitian bekatul adalah dr. Liem. Dalam penelitian dan pengobatan dengan bekatul, berdasarkan pengalaman beliau ketika mengobati pasien-pasiennya selama 30 tahun, terdapat beberapa keluhan atau penyakit para pasiennya yang dapat sembuh dengan perantaraan bekatul. Tentu saja yang digunakan adalah bekatul dr Liem yang sudah diproses secara higienis dan bermutu tinggi. Penyakit-penyakit pasien dr. Liem yang sembuh dengan bantuan bekatul antara lain penyakit :
1. Asma (Asthma Bronchiale)
2. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
3. Penyakit Jantung (Arteriosclerosis, Heart Infarct, Coronary Insufficiency)
4. Kencing Manis (Diabetes Mellitus)
5. Kegemukan (Obesitas)
6. Gondok (Basedov, Hipertiroid)
7. Kista Ovarium (Indung Telur)
8. Kadar Kolesterol Tinggi (Hiperkolesterol)
9. Meningkatkan gairah seksual (Libido) dan kesuburan
10. Memperbaiki fungsi hati (Sirosis Hati)
11. Mencegah penuaan dini
12. Rasa pegal pada otot, encok, rematik
13. Meningkatkan daya tahan fisik (Ausdauer)
14. Sembelit (Konstipasi, Obstipasi)
15. Mengatasi gangguan pada pencernaan
16. Sering berdebar, telapak tangan dan kaki sering berkeringat
17. Mengatasi haid yang tidak teratur yang disertai rasa sakit
18. Mencegah kanker usus besar (Kanker Colon)
Yusuf Nursalim atau dr. Liem banyak menyarankan pasien-pasien beliau untuk mengkonsumsi bekatul disamping juga memberikan resep obat-obatan kimia untuk mengatasi penyakit pasien-pasiennya. Manakala keluhan penyakitnya sudah menghilang, obat-obatan kimia dapat dihentikan dan mengkonsumsi bekatul dr. Liem tetap disarankan untuk menjaga tubuh agar tetap sehat.
Referensi : Buku Bekatul Makanan Yang Menyehatkan. Karangan : dr. Liem & Dra. Zalni Yetti Razali, MPd dan Tabloid CANTIQ, Edisi 148 - 1 Juni 2010
Mungkin ada yang menyamakan bekatul dengan dedak. Selama ini dedak digunakan sebagai pakan ternak, oleh karenanya ada yang ragu dengan manfaat dan khasiat bekatul yang selama ini digunakan sebagai pakan ternak memiliki gizi tinggi dan dapat berkhasiat sebagai obat? Ternyata ada sedikit salah kaprah dalam mengenali bekatul, dan salah kaprah ini telah diluruskan oleh Prof. Dr. Bambang Wirjatmadi, MS, MCN, PhD, SpGK (Nutritionist).
Beliau mengatakan bekatul bukanlah dedak yang dijadikan pakan ternak unggas. Bekatul dan dedak memang sama-sama bagian dari tanaman padi namun ada perbedaannya. Dedak merupakan hasil penggilingan padi yang pertama, warnanya kekuningan dan teksturnya agak kasar, Sedangkan bekatul adalah hasil penyosohan yang kedua, warnanya putih kekuningan atau agak kecoklatan dan memiliki tekstur yang lebih halus. Dedak terdiri atas lapisan sebelah luar butiran beras (perikarp dan tegmen), sedangkan bekatul merupakan lapisan sebelah dalam butiran beras (lapisan aleuron/kulit ari) dan sebagian kecil endosperma berpati.
"Jangan ragu mengkonsumsi bekatul, sebab bekatul ini bukan dedak yang dimakan unggas, walau bekatul dan dedak memang sama-sama bagian dari padi," demikian ditegaskan oleh Prof. dr. Bambang Wirjatmadi, MS, MCN, PhD, SpGK (Nutritionist) kepada Tabloid CANTIQ, Edisi 148 - 1 Juni 2010.
"Zaman dulu beras itu warnanya tidak terlalu putih, itu karena karena penyosohannya kurang bersih. Tapi justru beras yang seperti itu kandungan nutrisinya sangat tinggi, sebaliknya apabila penampakan beras semakin putih dan bersih maka kadungan gizinya juga semakin sedikit, atau dengan kata lain beras putih sekarang yang putih dan bersih itu miskin akan gizi" jelas beliau. Bekatul mulai dimanfaatkan sebagai bahan makanan fungsional dan juga obat alami untuk mengatasi berbagai penyakit sejak diteliti oleh dr Liem. Kampanye mengkonsumsi bekatul ini semakin gencar disebarkan sejak ditemukannya kandungan vitamin B15 di dalamnya dan sejak dr. Liem banyak menyembuhkan pasiennya dengan perantaraan mengkonsumsi bekatul selama lebih dari 20 tahun. Saat ini proses pemisahan antara bekatul dan dedak mulai banyak dilakukan untuk mendapatkan manfaat yang luar biasa dari bekatul.
Sebenarnya apa sajakah kandungan nutrisi dalam bekatul itu?
Bekatul beras putih mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Nutrisi-nutrisi tersebut antara lain : protein, mineral, asam lemak esensial, Phytosterols, Polyphenols, Phospholipids, Beta-Sitosterol, Co-Enzyme Q10, Omega 3 Fatty Acids, Omega 6 Fatty Acids dan Oleic Acids, dietery fibres (serat pencernaan), Vitamin E Complex (Tocopherols, Tocotrienols, Gamma-Oryzanol), Vitamin B Complex (B1, B2, B3, B5, B6 dan Vitamin B15/Pangamic Acids/Vital Antioksidan). Kandungan nutrisi inilah yang membuat bekatul menjadi berkhasiat dan bermanfaat.
Di Indonesia, pionir dalam penelitian bekatul adalah dr. Liem. Dalam penelitian dan pengobatan dengan bekatul, berdasarkan pengalaman beliau ketika mengobati pasien-pasiennya selama 30 tahun, terdapat beberapa keluhan atau penyakit para pasiennya yang dapat sembuh dengan perantaraan bekatul. Tentu saja yang digunakan adalah bekatul dr Liem yang sudah diproses secara higienis dan bermutu tinggi. Penyakit-penyakit pasien dr. Liem yang sembuh dengan bantuan bekatul antara lain penyakit :
1. Asma (Asthma Bronchiale)
2. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
3. Penyakit Jantung (Arteriosclerosis, Heart Infarct, Coronary Insufficiency)
4. Kencing Manis (Diabetes Mellitus)
5. Kegemukan (Obesitas)
6. Gondok (Basedov, Hipertiroid)
7. Kista Ovarium (Indung Telur)
8. Kadar Kolesterol Tinggi (Hiperkolesterol)
9. Meningkatkan gairah seksual (Libido) dan kesuburan
10. Memperbaiki fungsi hati (Sirosis Hati)
11. Mencegah penuaan dini
12. Rasa pegal pada otot, encok, rematik
13. Meningkatkan daya tahan fisik (Ausdauer)
14. Sembelit (Konstipasi, Obstipasi)
15. Mengatasi gangguan pada pencernaan
16. Sering berdebar, telapak tangan dan kaki sering berkeringat
17. Mengatasi haid yang tidak teratur yang disertai rasa sakit
18. Mencegah kanker usus besar (Kanker Colon)
Yusuf Nursalim atau dr. Liem banyak menyarankan pasien-pasien beliau untuk mengkonsumsi bekatul disamping juga memberikan resep obat-obatan kimia untuk mengatasi penyakit pasien-pasiennya. Manakala keluhan penyakitnya sudah menghilang, obat-obatan kimia dapat dihentikan dan mengkonsumsi bekatul dr. Liem tetap disarankan untuk menjaga tubuh agar tetap sehat.
Referensi : Buku Bekatul Makanan Yang Menyehatkan. Karangan : dr. Liem & Dra. Zalni Yetti Razali, MPd dan Tabloid CANTIQ, Edisi 148 - 1 Juni 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar